BENDERA MERAH PUTIH
1.1 Sejarah bendera merah putih
Pengertian
Asal kata
– Badira/bandir yang artinya umbul-umbul
– Badiera dari bahasa italia rumpun romawi kun – Dalam bahasa sangsakerta untuk pataka,panji,dhuaja
Bendera adalah lambang kedaulatan-lambang kemerdekaan .dimana negara yang memiliki dan mengibarkan bendera sendiri berarti negara itu bebas mengatur segala bentuk aturan negara tersebut
Menurut WJS purwadarminta bendera adalah sepotong kain segi empat atau segi tiga di beri tiang (tongakat) di pergunakan sebagai lambang,tanda,dan sebagaianya :panji,tunggul
Sejarah
Bangsa indonesia purba ketika masih bertempat di dataran asia tenggara kurang lebih 6000 tahun tahun yang lalu menganggap matahari dan bulan merupakan benda langit yang sangat penting dalam epjalanan hidup manusia .penghormatan terhadap benda langit itu disebut penghormatan surya chandra.
Bangsa indonesia puraba menghubungkan matahari dengan merah dan bulan dengan putih.akibat dari penghormatan surya chandra .bangsa indonesia sangat menghormati warna merah dan putih kedua lambang te4rsebut melambangkan kehidupan :merah melambangkan getah,ciri-ciri tumbuhan yang masih hidup .waran merah putih di anggap keangguangan kesetiaan dan kejayaan .
Warna merah – putih itu bagi indonesia khususnya bagi rumpun Austronesia pada umumnya merupakan lambang keagungan kesaktian dan kejayaan .bedasarkan anggapan itu dapatlah di pahami apa sebab lambang perjuangan kebangsaan indonesia .lambang negara nasioanal yang merupakan bendera berwarna merah dan putih.kemudian bendera merah putih bergelar “sang” yang berarti kemegahan turun temurun.sehingga sang saka berarti bendera warisan yang di mulyakan maka warna bagi bangsa indonesia
MERAH: berani,gula merah,bubur merah,berani,kuat,menyala,darah
PUTIH : gula kelapa,suci,bersih,getah,bubur,putih
TATA KRAMA
1.tidak boleh menyentuh tanah
Logika :bendera akan kotor
Kiasan :tanah merupakan tempat berpijak maka apabila bendera bendera jatuh seolah-olah menginjak bendera
2.tidak boleh di bawa balik kanan karena seperti mundur
SEJARAH BENDERA PUSAKA
Si kibarkan pertama kali pada hari jum’at 17 agustus 1945 di jalan pegangsaan timur no.56 jakarta
Pertama si kibarkan oleh dua orang muda-mudi dan di pimpin oleh bapak latief hendraningrat dan suhud s bendera pusaka di jahit oleh ibu fatmawati soekarno dengan ukuran 185x275 cm
Pada tanggal 4 juni 1946 aksi teror belanda meningkat sehingga ibu kota RI pindah ke yoyakarta dan bendera pusaka di bawa oleh presiden soekarno memanggil bapa husein muntahar untuk menyelamatkan bendera pusaka dengan cara memisahkan warna merah dan putih.yaitu melepaskan benang jahitan antara merah dan putih dengan di bantu oleh ibu perna dinata .setelah itu kain merah putih di masukan pada dasar dua tas milik bapak husein muntahar untuk menghindari penyitaan dari tentara belanda
Bapak husein muntahar menjahit kembali bendera pusaka dengan meminjam mesin jahit seorang istri dokter ,tepat di lubang bekas jahitan asli.tetapi 2 cm dari ujung bendera ada sedkit kesalahan jahit .kemudian bendera pusaka di serahkan pada presiden soekarno di bangka melalui bapak soejono pada pertengan bulan juni 1948 bendera pusaka di kibarkan oleh lima orang di istana presiden yogyakata
Tahun 1969 bendera pusaka tidak di kibarkan karena sudah terlalu tua .sehingga di buatlah bendera duplikat tiang 17 meter istana merdeka dari baan bendera (wool) yang di jahit tiga potong memanjang kain merah dan tiga potong memanjang kain putih kekuning-kuningnan
Bendera merah putih duplikat bendera pusaka ,idealnya terbuat dari sutra alam dan alat tenun asli indonesia karena satu hal pemikitan tadi tidak di laksanakan ,bendera duplikat terbuat dari katun inggris tanpa jahitan dengan ukuran 200x300 cm
Pembuat bendera duplikat di laksanakan oleh balai penelitian textil bandung di bantu PT ratna di ciawi bogor ,bendera duplikat di bagika ke setiap daereh tingkat I dan daerah tingkat II serta pewakilan indonesia si luar negri pada tanggal 5 agustus 1969
Kemudian bendera pusaka tidak di kibarkan dan hanya di jadikan pendamping benderra duplikat pada saat pengibaran dan penurunan
TARICK SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH
1.permulaan sejarah indonesia
Sebelum masehi
6000 tahun yang lalu perpindahan orang purba-indonesia dari asia tenggara melalui semenanjang sumatra dan filipina sulawesi .mereka itu menghormati merah-matahari dan putih- rembulan .dari zaman itulah penghormatan aditia-candera yang bertebar di nusa indonesia dan di seluruh kepulauan –austronesia di lautan india dan fasifik
4000 tahun yang lalu perpindahan kedua orang purba dari asia menuju indonesia .ketiga lapisan (orang persia gelombang kedua)berpadu menjadi orang indonesia sebagai nusa indonesia .bangsa indonesia menghormati Aditia candra dan merah putih sebagai lambang zat hidup menurut kepercayaan adli bertenaga tuah-kesaktian .lambang surya candra dan lambang getah-getih bersandar pada penghormatan dwi warna austronesia :merah-putih
500 tahun sebelum masehi .gelombang pertebaran bangsa austronesia menuju kepulauan austronesia dan nusa indonesia .sebagai hasil perpindahan bangsa atas ini .maka pada penghabisan zaman prasejarah indonesia di dapatlah penghormatan warna merah putih di seluruh kepulauan austronesia .terutama di daerah nusa indonesia .di kaki gunung dempu (sumatra selatan )si sapat patilasan –waruga terbuat dari pada batu yang berlukiskan berwarna-warna san seorang perwira manggul bendera merah putih :dalam kuburan purbakala itu di tempat manik –tanah berwarna merah-putih pula
sesudah prasejarah ini maka bermulalah babakan pula sejarah (protohisteria) indonesia
PERMULAAN SEJARAH INDONESIA
Sesuadah masehi
150 kitab ramayana karangan pujangga walmiki dalam bahasa sangsakerta manamai nusa indonesia (yawadwipa) kepulauan sawarna –rupyaka-dwipa yang berarti nusa emas dan perak .yaitu logam nusa merah putih
450 kekusasaan maharaja purnawarman .kepala negara taruma negara di jawa barat dei bandngkan dengan kibaran bendera (dwadja).bekas lukisannya memulyakan kembang tunjung .semenjak purnawarman maka mulailah burung garuda di namai burung merah putih yang di lukiskan pada lukisan indonesia dan si dapat pada candi dieng .preambanan penataran dan lain-lain sebagai lambang tenaga pembangun.
BABAKAN SEJARAH
517 anggota keluarga kaundinya turun dari bukit si guntang kota palembang dan membentuk dab pembentuk radjakula merah-putih si guntang yang menguasai dan mendirikan kedatuan sriwijaya.radjakula merah putih ini ialah sekeluarga sailendrasebelum tahun 517 berlangsung permaianan turunnya warna merah-putih berkilau di puncak siguntang .antara 517 dan 683 kekuadaan di pegang oleh melayu.radjakula sailendra ini asalah sang teri buana
683 keluarga sriwijaya datang ke palembang dari sumatra tengah .keluarga sailendra berpindah dari palembang menuju jawa tengah
800 lukisan bendera merah putih dengan di namai pelaka di pahat di kaki candi borobudur yang menurut prasasti karng tengah di dirikan sebelum 824 T.M rupanya berupa umbul-umbul dan kata petaka itu dituliskan di atas lukisan bendera yang si kibarkan oleh tiga pengawal
Pada dinding borobudur di pahat beberapa kali kembang tunjung merah putih dan biru .kata dwadja dan pataka lazim di pakai dalam peradaban indonesia lama .sejak abad ke V .dwadja di pakai slam tulisan tarumanegara semasa purnawarman dalam kitab wirataparwa .sedangkan kata pataka di pakai dalam kitab sang hyang kamahayanikan .kedu-dua kata itu di pakai dalam kitab djawa lama bernama ramayana .kembang tunjung merah putih juga di pahatkan pada dinding candi mendut yang hampir sama tuanya dengan candi borobudur
898-910 maharaja balitung pertamakalinya dalam sejara indonesia mananami dirinya dengan gelaran garuda muka
900 warna merah putih di pakai untuk menuliskan aksara huruf di dinding candi prmbanan pada dinding candi tersebut terdapat lukisan pahat yang menceritakan ramayana :cerita ini di mulai dengan lukisan bernama garuda memegang kembang tunjung merah putih
BENTUK DAN UKURAN
Bendera sang merah putih berbentuk persegi panjang,yang lebarnya dua per tiga dari panjangnya.bagian atas berwarna merah dan bagian yang bawah berwarna putih yang keduanya sama lebar .
Bendera kebangsaan di kibarkan di rumah-rumah jabatan atau gedung-gedung pemerintah .misalnya di rumah dinas pejabat ,gedung MPR DPR .dan departemen-departemen dan istana negara.untuk hal itu maka bendera kebangsaan harus di buat dua kali tiga meter dengan bahan yang kuat dan tidak mudah luntur atau robek
Selain dari tempat di atas dapat di buat menyesuaikan dengan keadaan.bendera juga dapat di gunakan pada kendaraan presiden dan wakil dengan ukuran 36x45 cm.di samping itu selain terdapat perayaan hari hari tertentu dapt di gunakan oleh siapa saja dengan ukuran 20x30 cm .
WARNA
Bagian atas dari bendera kebangsaan indonesia.itu berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang di maksud warna merah itu adalah merah cerah artinya merah jernih jadi bukan merah jambu
PENGGUNAAN BENDERA KEBANGSAAN
Syarat:harus selaras dengan kedudukan sebagai lambang kedaulatan dan kehormatan .
1.bendera dikibarkan dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari atau jam06.00-18.00.adapun pada saat tertentu boleh di kibarkan tidaktidak sesuai dengan aturan,misalnya pada saat upacara atau untuk menggambarkan pejuangan di kibarkan siang dan malam.
2.bendera di kibarkan pada saat peringatan kemerdekaan 17 agustus dan atau peringatan hari-hari nasional .jugga peringatan lain yang membuat kegembiraan Negara .menyambut tamu-tamu dan perayaan yang ada di daerah .
3.waktu-waktuselain keterangan di atas
• untuk peralatan perkawinan ,peralatan upacara keagamaan atau adat yang lazim di rayakan
• untuk mendirikan bangunan jika lazim di adakan boleh di kibarkan siang dan malam
• di adakan pertemuan-pertemuan seperti muktamar kongres
• di adakan perayaan-perayaan atau perlombaan di sekolah
• di adakan perayaan organisasi
4.bendera di kibarkan juga
a.tipa hari di rumah-rumah pejabat atau halaman-halaman presiden dan wakil presiden
b.tiap hari di makam pahlawan nasional
c.tiap hari di depan gedung kerja DPR,MPR,MA,DPA,departemen ,sekertariat,lembaga non departemen
d.tiep hari di depan gedung sekolah negri atau partikelir
5.bedera di kibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung :
Presidan atau wakilnya wafat
b.suatu negara sahabat berkabung
c.seorang pejabat penting suatu lembaga negara ,departemen ,jabatan atau kantor yang mana bendera di kibarkan pada batas gedung tersebut
sejarah paskibra
sejarah tentang paskibra
Sabtu, 08 Maret 2014
Sabtu, 01 Maret 2014
Atribut Paskibra
Lencana Kepemimpinan
Putih susu : pemula siswa
Hijau : perintis pemuda
Merah : pedamping pembina
Ungu : penatar pemuda
Abu-abu : pengaya pemuda
Macam-Macam Pakaian:
-PDU : Pakaian Dinas Upacara
PDH : Pakaian Dinas harian
PDL : Pakaian Dinas Lapangan
PERLENGKAPAN PASKIBRA
Putih susu : pemula siswa
Hijau : perintis pemuda
Merah : pedamping pembina
Ungu : penatar pemuda
Abu-abu : pengaya pemuda
Macam-Macam Pakaian:
-PDU : Pakaian Dinas Upacara
PDH : Pakaian Dinas harian
PDL : Pakaian Dinas Lapangan
PDK: Pakaian Dinas kotak-kotak
PERLENGKAPAN PASKIBRA
-Sarung Tangan
-Peci Paskibra:
-Atas:Laki-laki
-Bawah:Wanita
-Logo paskibra
-Emblem PPI
-Sepatu PDH (putra)
-Sepatu Pantovel (putri)
Kamis, 27 Februari 2014
Lagu-lagu Versi Paskibra
1
LAGU-LAGU VERSI PASKIBRA
- 1. ALWAYS PASKIBRA
Dimana ada senang pasti di paskibra Cu…du….du..du…du… Cu…du….du..du…du…
Badanku jadi hitam tapi tubuhku kekar Betisku jadi bengkak kayak tukang becak Tubuhku jadi bau tapi tetap keren Dimana ada senang Always di paskibra
Cu.. du…du…du…du… Cu.. du…du…du…du… Always di paskibra
- 2. AYAM
Dihentakkan kaki kanannya Dihentakkan kaki kirinnya Agar badan sehat sentosa Untuk acara selanjutnya
Putar kiri ….(Twice) Putar kanan….(Twice) Putar kekiri.. (Twice) Putar kekanan…(Twice)
- 3. ANCEMON
- 4. BERCITA-CITA
Tegap tegas penuh wibawa Semangat dan tak putus asa Tunaikan penugasan mulia Tunaikan dengan penuh rasa bangga (hei…hei)
Kini aku sedang di tempa di lapangan Cilenggang Siang malam di bina dan di tempa Oleh senior tersayang
Saya tahan sakit-sakit sampai Masuk rumah sakit saya tahan menderita sing malamku di tempa walau hatiku ditempa hatiku selalu gembira
gembira…gembiralah…hei…hei…
- 5. BERKIBARLAH
Berkibarlah bendera negri ku Berkibarlah di luas nuansa Tunjukanlah pada dunia Ramah tamaah budi bahasa mu
Daku ingin jiwa raga ini Selaraskan keagunganmu Dan ingin jemariku ini Melukiskan kharismamu
- 6. BERLARI PAGI
- 7. CINTA KILAT
- 8. DESA BAHAGIA
- 9. GEMBIRA
- 10. FORGET TO ME
Bangun pagi- pagi menuju medan laga Siap mengikuti latihan dasar paskibra Disinilah aku dibina dan di tempa Oleh senior tersayang Mau makan jalan jongkok Sudah makan lompat kodok Di caci, di maki Dan di bentak-bentak
Wahai seniorku betapa sayang padamu Wahai seniorku betapa tajam matamu Dengar keluhanku seolah engkau tahu
Aku cinta padamu (Gombal) Aku sayang padamu ( Gombal)
- 11. KAPAL SELAM
buat apa susah hati (Susah hati) Buuat apa seduh hati ( sedih hati) Paskibra tak pernah bersedih Hanya dengkol dalam hati
Putih-putih pakaiannya (Pakaiannya) Macam-macam atributenya (Atributnya) Peci hitam di kepalanya Teratai putih di pundaknya.
- PISANG
- 13. PAsKIBRA 010
- 14. PASKIBRA NAN JAYA
Walau beda suku dan agama Tapi satu semboyan paskibra Berani,benar dan berhasil Menjadi paskibra nan jaya ha..ha.. La..la..la.. Ho..ho..ho..
- 15. SAAT UNTUK MAJU KEMUKA
Ayo putra Indonesia Kobarkanlah semangatmu Sebagai pasukan kibra bendera Sudahlah tiba sekarang
Tiada gunung terlalu tinggi Buat kami daki di malam kelam Tiada jurang terlalu dalam Buat kami turuni di malam kelam Hutan rimba(hutan rimba) Padang lalang ( padang lalang) Dusun sunyi jalanan jauh (memang jauh) Tapi kami, karna terlatihnya Pasukan kibra bendera, menystu kita semua.
- 16. SAAT UNTUK MAJU KEMUKA PART2
Ayo putra Indonesia Kobarkanlah semangatmu Sebagai pasukan kibra bendera Sudahlah tiba sekarang
Tiada gunung terlalu tinggi Buat kami daki di malam kelam Tiada jurang terlalu dalam Buat kami turuni di malam kelam Hutan rimba(hutan rimba) Padang lalang ( padang lalang) Dusun sunyi jalanan jauh (memang jauh) Panas terik hujan berangin Pasukan pengibar pantang mundur
Bila payung tidak mengembang Segera buka payung cadangan Bila itu juga tidak mengembang Serahkan pacarmu pada saya Jangan bimbang dan jangan ragu3x Pacar pasti kembali
Mau marah…silahkan Mau diam…silahkan Asal jangan kau putuskan cintaku Aku rela..menunggu
- 17. LANGKAH PASKIBRA
- 18. MAKAN
Jangan lupa habiskan nasi Juga dengan lauk pauknya Sayur mayor juga di sikat Hindarkan bicara pada teman.
- 19. TERIMA KASIH
- 20. TINGGALKAN AYAH IBU
Tidak kembali pulang (Pasti pulang) Walau pulangnya malam (Pulang malam) Walau jatuh bangun di tengah lapangan Demi paskibra ku rela berkorban
Maju ayo maju ayo maju Singkirkan dia..dia..dia.. Kikis habislah mereka Demi negara
Wahai semua anggota paskibra Dimana engkau berada Teruskanlah perjuangan para pahlawan Untuk bangsa dab Negara Di bawah merah putih
- 21. KOMANDO
- 22. BURUNG BANGAU
- 23. MERDEKA
Paskibra hantu di lapangan
Sabtu, 22 Februari 2014
peraturan PBB / AB pangab NO.skep 611/X/1985
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara hidup Angkatan Bersenjata/masyarakat yang diarahkan
kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan,
disiplin, sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas di atas kepentingan individu dan secara tidak langsung juga
menanamkan rasa tanggung jawab.
2. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas
adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok
tersebut dengan sempurna.
3. Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah rasa senasib dan sepenanggungan serta ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4. Yang dimaksud dengan disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keikhlasan menyisihkan pilihan hati sendiri.
5. Yang dimaksud dengan rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung risiko terhadap dirinya tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan yang akan dapat merugikan kesatuan.
Pasal 3
Ketentuan Khusus
1. Para pimpinan wajib mengetahui adanya, mengenal kegunaannya, serta
senantiasa menegakkan peraturan tersebut.
2. Para pembantu pimpinan (kader) wajib paham isinya, mau mengerjakannya, dan
mampu melatihnya.
3. Semua warga Angkatan Bersenjata baik Perwira, Bintara atau Tamtama wajib
melaksanakan secara tertib (tepat) serta dilarang mengubah, menambah atau
mengurangi apa yang tertera dalam peraturan baris-berbaris ini.
Pasal 4
KEWAJIBAN PELATIH
1. Terwujud atau tidaknya maksud dan tujuan peraturan ini sangat tergantung
kepada mutu serta kesanggupan seorang pelatih. Pelatih yang melaksanakannya hanya karena tugas tidak akan mencapai hasil yang diharapkan.
2. Hasil yang baik akan dapat diperoleh dengan memperhatikan pokok-pokok
sebagai berikut:
a. Rasa kasih sayang
Seorang pelatih seharusnya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak didik.
b. Persiapan
Persiapan yang baik adalah jaminan berhasilnya latihan yang dikehendaki,
oleh karena itu pelatih harus mengadakan persiapan terlebih dahulu
mengenai apa yang akan dilatih, pembagian waktu, alat-alat, tempat dan
sebagainya.
c. Mengenal tingkatan anak didik
Tiap tingkatan kemampuan seseorang/kelas membutuhkan metode melatih tersendiri, oleh karena sebelum seorang pelatih memilih sesuau metode, ia terlebih dahulu menilainya.
d. Tidak sombong
Keahlian dan kepandaian bukanlah hal-hal yang patut dipamerkan,
melainkan wajib diamalkan yang berarti dibimbingkan, dituntunkan,
sehingga dapat dimiliki oleh anak didik.
e. Adil
Selalu dapat memelihara adanya keseimbangan dalam segala hal dengan
cara memberikan pujian atau teguran pada tempatnya tanpa membeda-
bedakan satu dengan lainnya.
f. Teliti
Teliti mengandung arti selalu mengusahakan pelaksanaan ketentuan-
ketentuan sesuai dengan semestinya, sebaliknya tidak puas dengan
pelaksanaan yang setengah-setengah.
g. Sederhana
Untuk tidak mempesulit anak didik perlu diusahakan kalimat maupun kata-
kata yang mudah dimengerti. Pelatih bertindak seperlunya sesuai dengan
apa yang dituntutnya.
3. Perhatian khusus bahwa dengan latihan (drill) dimaksud untuk mencapai
kebiasaan atau kepahaman bertindak bukan untuk mengetahui saja. Oleh
karenanya hendaklah selalu diperhatikan jangan terlalu bercerita, melainkan
teladan, mencoba, mengoreksi, mengulangi sehingga paham mengerjakannya.
catatan:
a. Guna mencegah terganggunya/rusaknya suasana pada saat-saat banyak
memberikan aba-aba dan untuk membiasakan suara yang diperlukan dalam
memberikan aba-aba, maka para komandan/pemimpin pasukan agar diberi
latihan teratur (tiap hari).
b. Khusus dalam melatih sikap sempurna, pelatih agar memberikan
perhatian/mengawasi ketentuan mengenai pandangan mata.
c. Banyak melatih barisan dalam bentuk saf maju jalan untuk membiasakan pada waktu defile dan parade.
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara hidup Angkatan Bersenjata/masyarakat yang diarahkan
kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan,
disiplin, sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas di atas kepentingan individu dan secara tidak langsung juga
menanamkan rasa tanggung jawab.
2. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas
adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok
tersebut dengan sempurna.
3. Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah rasa senasib dan sepenanggungan serta ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4. Yang dimaksud dengan disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keikhlasan menyisihkan pilihan hati sendiri.
5. Yang dimaksud dengan rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung risiko terhadap dirinya tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan yang akan dapat merugikan kesatuan.
Pasal 3
Ketentuan Khusus
1. Para pimpinan wajib mengetahui adanya, mengenal kegunaannya, serta
senantiasa menegakkan peraturan tersebut.
2. Para pembantu pimpinan (kader) wajib paham isinya, mau mengerjakannya, dan
mampu melatihnya.
3. Semua warga Angkatan Bersenjata baik Perwira, Bintara atau Tamtama wajib
melaksanakan secara tertib (tepat) serta dilarang mengubah, menambah atau
mengurangi apa yang tertera dalam peraturan baris-berbaris ini.
Pasal 4
KEWAJIBAN PELATIH
1. Terwujud atau tidaknya maksud dan tujuan peraturan ini sangat tergantung
kepada mutu serta kesanggupan seorang pelatih. Pelatih yang melaksanakannya hanya karena tugas tidak akan mencapai hasil yang diharapkan.
2. Hasil yang baik akan dapat diperoleh dengan memperhatikan pokok-pokok
sebagai berikut:
a. Rasa kasih sayang
Seorang pelatih seharusnya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak didik.
b. Persiapan
Persiapan yang baik adalah jaminan berhasilnya latihan yang dikehendaki,
oleh karena itu pelatih harus mengadakan persiapan terlebih dahulu
mengenai apa yang akan dilatih, pembagian waktu, alat-alat, tempat dan
sebagainya.
c. Mengenal tingkatan anak didik
Tiap tingkatan kemampuan seseorang/kelas membutuhkan metode melatih tersendiri, oleh karena sebelum seorang pelatih memilih sesuau metode, ia terlebih dahulu menilainya.
d. Tidak sombong
Keahlian dan kepandaian bukanlah hal-hal yang patut dipamerkan,
melainkan wajib diamalkan yang berarti dibimbingkan, dituntunkan,
sehingga dapat dimiliki oleh anak didik.
e. Adil
Selalu dapat memelihara adanya keseimbangan dalam segala hal dengan
cara memberikan pujian atau teguran pada tempatnya tanpa membeda-
bedakan satu dengan lainnya.
f. Teliti
Teliti mengandung arti selalu mengusahakan pelaksanaan ketentuan-
ketentuan sesuai dengan semestinya, sebaliknya tidak puas dengan
pelaksanaan yang setengah-setengah.
g. Sederhana
Untuk tidak mempesulit anak didik perlu diusahakan kalimat maupun kata-
kata yang mudah dimengerti. Pelatih bertindak seperlunya sesuai dengan
apa yang dituntutnya.
3. Perhatian khusus bahwa dengan latihan (drill) dimaksud untuk mencapai
kebiasaan atau kepahaman bertindak bukan untuk mengetahui saja. Oleh
karenanya hendaklah selalu diperhatikan jangan terlalu bercerita, melainkan
teladan, mencoba, mengoreksi, mengulangi sehingga paham mengerjakannya.
catatan:
a. Guna mencegah terganggunya/rusaknya suasana pada saat-saat banyak
memberikan aba-aba dan untuk membiasakan suara yang diperlukan dalam
memberikan aba-aba, maka para komandan/pemimpin pasukan agar diberi
latihan teratur (tiap hari).
b. Khusus dalam melatih sikap sempurna, pelatih agar memberikan
perhatian/mengawasi ketentuan mengenai pandangan mata.
c. Banyak melatih barisan dalam bentuk saf maju jalan untuk membiasakan pada waktu defile dan parade.
sejarah paskibra.bripgasa
Paskibraka pada awal pembentukannya bernama Pasukan Pengerek Bendera Pusaka yang untuk kemudian di ganti dengan nama Paskibraka yang di panjangkan dengan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. bagaimana Sejarah Paskibraka. latar belakang hingga terbentuknya, mari bersama kita ulas bersama-sama.
1. Bendera Pusaka dan Usaha Penyelamatannya.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 jam 10 pagi di jalan Pegangsaan timur 56 Jakarta. Setelah pernyataan Kemerdekaan Indonesia untuk pertama kalinya secara resmi bendera kebangsaan merah putih dikibarkan dan dipimpin oleh Bapak Latief Hendraningrat. dan di bantu oleh Suhud dari barisan pelopor. Bendera ini dijahit tangan oleh ibu Fatmawati Soekarno dan bendera ini pula yang kemudian disebut “Bendera Pusaka”.
Bendera Pusaka berkibar siang malam ditengah hujan tembakan sampai ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Pada tanggal 4 Januari 1946 karena ada aksi terror yang dilakukan Belanda semakin meningkat, maka Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dengan menggunakan kereta api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta.
Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam kopor pribadi Presiden Soekarno. Selanjutnya ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang kedua. Pada saat Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Bapak Husein Mutahar dipanggil oleh Presiden Soekarno dan ditugaskan untuk menyelamatkan Bendera Pusaka. Penyelamatan Bendera Pusaka ini merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakkan berkibarnya Sang Merah Putih di persada bumi Indonesia. Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka itu, terpaksa Bapak Hussein Mutahar harus memisahkan antara bagian merah dan putihnya.
Untuk mengetahui saat-saat penyelamatan Bendera Pusaka, maka terjadi percakapan yang merupakan perjanjian pribadi antara Presiden Soekarno dan Bapak Hussein Mutahar yang terdapat dalam Buku Bung Karno “Penyambung Lidah rakyat Indonesia” karya Cindy Adams:
“Tindakanku yang terakhir adalah memanggil Mutahar ke kamarku (Presiden Soekarno, Pen).” Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu,” kataku ringkas. Dengan ini aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dalam keadaan apapun juga, aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga Bendera kita dengan nyawamu. Ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Disatu waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya kepadaku sendiri dan tidak kepada siapapun kecuali kepada orang yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam menyelamatkan Bendera ini, percayakan tugasmu kepada orang lain dan dia harus menyerahkan ke tanganku sendiri sebagaimana engkau mengerjakannya. Mutahar terdiam. Ia memejamkan matanya dan berdoa. Disekeliling kami bom berjatuhan. Tentara Belanda terus mengalir melalui setiap jalanan kota. Tanggung jawabnya sungguh berat. Akhirnya ia memecahkan kesulitan ini dengan mencabut benang jahitan yang memisahkan kedua belahan dari bendera itu.
Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan antara Bendera Pusaka yang telah dijahit tangan Ibu Fatmawati Soekarno berhasil dipisahkan. Setelah Bendera Pusaka dipisahkan menjadi dua maka masing-masing bagian yaitu merah dan putih dimasukkan pada dasar dua tas milik Bapak Hussein Mutahar, selanjutnya pada kedua tas tersebut dimasukkan seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya. Bendera Pusaka ini dipisah menjadi dua karena Bapak Hussein Mutahar mempunyai pemikiran bahwa apabila
Bendera Pusaka ini dipisah maka tidak dapat disebut bendera, karena hanya berupa dua carik kain merah dan putih. Hal ini untuk menghindari penyitaan dari pihak Belanda.
Setelah Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta ditangkap dan diasingkan, Kemudian Bapak Hussein Mutahar dan beberapa staf Keprisidenan juga ditangkap dan diangkut dengan pesawat dakota. Ternyata mereka di bawa ke Semarang dan di tahan di sana. Pada saat menjadi tahanan kota, Bapak Hussein Mutahar berhasil melarikan diri dengan naik kapal laut menuju Jakarta.
Di Jakarta beliau menginap di rumah Bapak R. Said Soekanto Tjokroaminoto (Kapolri I). Beliau selalu mencari informasi bagaimana caranya agar ia dapat segera menyerahkan Bendera Pusaka kepada Presiden Soekarno.
Sekitar pertengahan bulan Juli 1948, pada pagi hari Bapak Hussein Mutahar menerima pemberitahuan dari Bapak Sudjono yang tinggal di Oranje Boulevard (sekarang Jl. Diponegoro) Jakarta, isi pemberitahuan itu adalah bahwa surat pribadi dari Presiden Soekarno yang ditujukan kepada Bapak Hussein Mutahar. Pada sore harinya surat itu diambil beliau dan ternyata benar berasal dari Presiden Soekarno pribadi yang isinya adalah perintah Presiden Soekarno kepada Bapak Hussein Mutahar supaya menyerahkan Bendera Pusaka yang dibawanya kepada Bapak Sudjono, selanjutnya agar Bendera Pusaka tersebut dapat dibawa dan diserahkan kepada Presiden Soekarno di Bangka (Muntok).
Presiden Soekarno tidak memerintahkan Bapak Hussein Mutahar datang ke Bangka untuk menyerahkan sendiri Bendera Pusaka langsung kepada beliau (Presiden Soekarno), tetapi menjadi kerahasiaan perjalanan Bendera Bangka.
Sebab orang-orang Republik Indonesia dari Jakarta yang tidak diperbolehkan mengunjungi ketempat pengasingan Presiden pada waktu itu hanyalah warga-warga Delegasi Republik Indonesia, antara lain : Bapak Sudjono, sedangkan bapak Hussein Mutahar bukan sebagai warga Delegasi Republik Indonesia.
Setelah mengetahui tanggal keberangkatan Bapak Sudjono ke Bangka, maka dengan meminjam mesin jahit milik seorang istri dokter. Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua dijahit kembali oleh Bapak Hussein Mutahar persis lubang bekas jahitan aslinya. Tetapi sekitar 2 cm dari ujung bendera ada kesalahan jahit. Selanjutnya Bendera Pusaka ini dibungkus dengan kertas koran dan diserahkan kepada Presiden Soekarno.
Sebagai penghargaan atas jasa menyelamatkan Bendera Pusaka yang dilakukan oleh Bapak Hussein Mutahar, Pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan Bintang Mahaputera pada tahun 1961 yang disematkan oleh Presiden Soekarno.
2. Pengibaran Bendera Merah Putih di Gedung Agung Yogyakarta
Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke II, Presiden Soekarno memanggil salah seorang ajudan beliau, yaitu Bapak Mayor (L) Hussein Mutahar dan memberi tugas untuk mempersiapkan dan memimpin ucapara peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1946 di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.
Ketika sedang berpikir keras menyu-sun acara demi acara, seberkas ilham berkelebat di benak Mutahar. Persatuan dan kesatuan bangsa, wajib tetap dilestarikan kepada generasi penerus yang akan menggantikan para pemimpin saat itu. "Simbol-simbol apa yang bisa digunakan?" pikirnya.
Pilihannya lalu jatuh pada pengibaran bendera pusaka. Mutahar berpikir, pengibaran lambang negara itu sebaiknya dilakukan oleh para pemuda Indonesia. Secepatnya, ia menunjuk lima pemuda yang terdiri dari tiga putri dan dua putra. Lima orang itu, dalam pemikiran Mutahar, adalah simbol Pancasila.
Salah seorang pengibar bendera pusaka 17 Agustus 1946 itu adalah Titik Dewi Atmono Suryo, pelajar SMA asal Sumatera Barat yang saat itu sedang menuntut ilmu dan tinggal di Yogyakarta. Sampai peringatan HUT Kemerdekaan ke-4 pada 17 Agustus 1948, pengibaran oleh lima pemuda dari berbagai daerah yang ada di Yogyakarta itu tetap dilaksanakan.
Pada tanggal 6 juni 1949, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta beserta beberapa pemimpin Republik Indonesia lainnya, tiba kembali ke Yogyakarta dari Bangka, dengan membawa serta Bendera Pusaka. Pada tanggal 17 Agustus 1949, Bendera Pusaka kembali dikibarkan pada upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia didepan Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.
Tanggal 27 Desember 1949 Presiden Soekarno dilakukan penandatangan naskah pengakuan kedaulatan di negeri Belanda dan menyerahkan kekuasaan di Jakarta.sedang di Yogyakarta dilakukan penyerahan kedaulatan dari Republik Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat.
Tanggal 28 Desember 1949 Presiden Soekarno kembali ke Jakarta untuk memangku jabaan sebagai Presiden Republilk Indonesia Serikat.
Setelah empat tahun di tinggalkan, Jakarta kembali menjadi ibukota Republik Indonesia. Pada hari itu Bendera Pusaka Sang Merah Putih juga di bawa ke Jakarta.
Untuk pertama kalinya hari proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus1950 diselenggarakan di Istana Merdeka Jakarta.
Bendera Pusaka Merah Putih berkibar dengan megahnya di tiang tujuh belas dan disambut dengan penuh kegembiraan oleh seluruh bangsa indonesia.
Regu-regu pengibar dari tahun 1956 – 1966 dibentuk dan diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan.
3. Bedirinya Direktorat Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka ( DITJEN UDAKA ) dan Diadakan Latihan Pandu Indonesia ber-Pancasila.
Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka sejak ibukota negara dipindahkan dari Yogyakarta. Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan diadakan di Istana Merdeka Jakarta sejak 1950 sampai 1966. Ia pun seakan hilang bersama impiannya. Na-mun, ia mendapat "kado ulang tahun ke-49" pada tanggal 5 Agustus 1966, ketika ditunjuk menjadi Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka (Dirjen Udaka) di Departemen Pendidikan & Kebudayaan (P&K). Saat itulah, ia kembali teringat pada gagasannya tahun 1946.
Setelah berpindah-pindah tempat ker-ja dari Stadion Utama Senayan ke eks gedung Departemen PTIP di Jalan Pe-gangsaan Barat, Ditjen Udaka akhirnya menempati gedung eks Departemen Te-naga Kerja dan Transmigrasi (Naker-trans) Jalan Merdeka Timur 14 Jakarta. Tepatnya, di depan Stasiun Kereta Api Gambir.
Dari sana, Mutahar dan jajaran Udaka kemudian mewujudkan cikal bakal latihan kepemudaan yang kemudian diberi nama "Latihan Pandu Ibu Indonesia BerPancasila". Latihan itu sempat diujicoba dua kali, tahun 1966 dan 1967. Kurikulum ujicoba "Pasukan Penggerek Bendera Pusaka" dimasukkan dalam latihan itu pada tahun 1967 dengan peserta dari Pramuka Penegak dari beberapa gugus depan yang ada di DKI Jakarta.
Latihan itu mempunyai kekhasan, teru-tama pada metode pendidikan dan pelatihannya yang menggunakan pen-dekatan sistem "Keluarga Bahagia" dan diterapkan secara nyata dalam konsep "Desa Bahagia". Di desa itu, para peserta latihan (warga desa) diajak berperan serta dalam menghayati kehidupan sehari-hari yang menggambarkan peng-hayatan dan pengamalan Pancasila.
Saat Ditjen Udaka difusikan dengan Ditjen Depora menjadi Ditjen Olahraga dan Pemuda, lalu berubah lagi menjadi Ditjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga (Diklusepora), salah satu direktorat di bawahnya adalah Direktorat Pembinaan Generasi Muda (PGM). Direktorat inilah yang kemudian meneruskan latihan dengan lembaga penyelenggara diberi nama "Gladian Sentra Nasional".
4. Pecobaan Pembentukan Pengerek Bendera Pusaka tahun 1967 dan Pasukan Pertama tahun 1968
Tahun 1967, Husain Mutahar kembali dipanggil Presiden Soeharto untuk dimintai pendapat dan menangani masalah pengibaran bendera pusaka. Ajakan itu, bagi Mutahar seperti "mendapat durian runtuh" karena berarti ia bisa melanjutkan gagasannya membentuk pasukan yang terdiri dari para pemuda dari seluruh Indonesia.
Mutahar lalu menyusun ulang dan mengembangkan formasi pengibaran dengan membagi pasukan menjadi tiga kelompok, yakni Kelompok 17 (Pengiring/ Pemandu), Kelompok 8 (Pembawa/Inti) dan Kelompok 45 (Pengawal). Formasi ini merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Republik Indonesia 17 Agustus 1945 (17-8-45).
Mutahar berpikir keras dan mencoba mensimulasikan keberadaan pemuda utusan daerah dalam gagasannya, karena dihadapkan pada kenyataan saat itu bahwa belum mungkin untuk mendatangkan mereka ke Jakarta. Akhirnya diperoleh jalan keluar dengan melibatkan putra-putri daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka.
Semula, Mutahar berencana untuk mengisi personil kelompok 45 (Pengawal) dengan para taruna Akademi Ang-katan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) sebagai wakil generasi muda ABRI. Tapi sayang, waktu liburan perkuliahan yang tidak tepat dan masalah transportasi dari Magelang ke Jakarta menjadi kendala, sehingga sulit terwujud.
Usul lain untuk menggunakan anggota Pasukan Khusus ABRI seperti RPKAD (sekarang Kopassus), PGT (sekarang Paskhas), Marinir dan Brimob, juga tidak mudah dalam koordinasinya. Akhirnya, diambil jalan yang paling mudah yaitu dengan merekrut anggota Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres), atau sekarang Paspampres, yang bisa segera dikerahkan, apalagi sehari-hari mereka memang bertugas di lingkungan Istana.
Pada tanggal 17 Agustus 1968, apa yang tersirat dalam benak Husain Mutahar akhirnya menjadi kenyataan. Setelah tahun sebelumnya diadakan ujicoba, maka pada tahun 1968 dida-tangkanlah pada pemuda utusan daerah dari seluruh Indonesia untuk mengibar-kan bendera pusaka.
Selama enam tahun, 1967-1972, bendera pusaka dikibarkan oleh para pemuda utusan daerah dengan sebutan "Pasukan Penggerek Bendera". Pada tahun 1973, Drs Idik Sulaeman yang menjabat Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan di Departemen Pendidikan dan Kebu-dayaan (P&K) dan membantu Husain Mutahar dalam pembinaan latihan me-lontarkan suatu gagasan baru tentang nama pasukan pengibar bendera pusaka.
Pada tanggal 17 Agustus 1968, petugas Bendera Pusaka adalah para pemuda utusan propinsi. Tetapi propinsi – propinsi belum seluruhnya mengirimkan utusan, sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Tahun 1969 karena Bendera Pusaka kondisinya sudah terlalu tua sehingga tidak mungkin lagi untuk dikibarkan, maka dibuatlah duplikat Bendera Pusaka. Untuk di kibarkan di tiang 17 meter Istana Merdeka, telah tersedia bendera merah putih dari bahan bendera ( wool ) yang dijahit 3 potong memanjang kain merah dan 3 potong memanjang kain putih kekuning-kuningan.
Bendera Merah Putih duplikat Bendera Pusaka yang akan dibagikan ke daerah idealnya terbuat dari sutera alam dan alat tenun asli Indonesia, yang warna merah dan putih langsung ditenun menjadi satu tanpa di hubungkan dengan jahitan dan warna merahnya cat celup asli Indonesia.
Pembuatan duplikat Bendera Pusaka ini dilaksanakan oleh badan Penelitian Tekstil Bandung dengan dibantu oleh PT. Ratna di Ciawi Bogor. Dalam praktek pembuatan duplikat Bendera Pusaka, sukar untuk memenuhi syarat yang ditentukan Bapak Hussein Mutahar, karena cat asli Indonesia tidak memiliki warna merah bendera standar dan pembuatan dengan alat tenun bukan mesin akan lama.
Tanggal 5 Agustus 1969 di istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi naskah Proklamasi oleh Presiden Soeharto kepada Gubernur/ Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Hal ini dapat dimaksudkan agar diseluruh Ibukota Propinsi/daerah Tingkat I dapat dikibarkan duplikat Bendera Pusaka dan diadakan pembacaan Naskah Proklamasi 17 Agustus di Istana Merdeka Jakarta. Selanjutnya duplikat Bendera Pusaka dan reprroduksi Naskah Proklamasi diserahkan kepada daerah tingkat II/kabupaten dan perwakilan-perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
Bendera duplikat (yang dibuat dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan hari UlangTahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1969 di Istana
Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibarkan/diturunkan.
Pada tahun itu secara resmi anggota PASKIBRAKA adalah para remaja SMTA se-tanah air Indonesia. Setiap propinsi diwakili sepasang remaja.
Dari tahun 1967 sampai tahun 1972 anggota yang terlibat masih dinamakan sebagai anggota “Pengerek Bendera”.
Pada tahun 1973 Bapak Inik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk anggota Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA, PAS dari kata PASUKAN, KIB berasal dari kata KIBAR mengandung pengertian PENGIBAR, RA berasal dari kata BENDERA dan KA berarti PUSAKA. Mulai saat itu singkatan anggota pasukan Pengibar Bendera Pusaka adalah PASKIBRAKA.
Demikian sekilas sejarah paskibraka, untuk pembahasan tentang bendera Pusaka lebih lanjut akan dibahas dalam posting terpisah.
Langganan:
Postingan (Atom)